Dalam perjalananku hari ini menuju kampus, aku sengaja
mengakses renungan harian sebagai saat teduhku dengan menggunakan handphone.
Beberapa renungan telah kubaca, namun salah satu menarik perhatianku. Renungan
ini berjudul “Tetaplah Berlari”. Sebagai seseorang yangpengejar prestasi, aku
tergerak membacanya. Mungkin saja Tuhan akan berbicara atau memberikanku
masukan dalam prosesku mencapai tujuanku di tahun ini. Rupanya, renungan ini
berupa puisi yang dituliskan seseorang yang pernah mengalami kegagalan. Puisi
tersebut mengungkapkan kebiasaan beberapa orang yang suka melihat orang lain
dalam mengejar sesuatu. Seringkali kita menoleh ke kanan atau ke kiri, melihat
pencapaian orang lain. Ini pun membuat kita merasa tidak nyaman. Puisi ini
melanjutkan bahwa padahal setiap manusia telah diberikan berkatnya
sendiri-sendiri. Ya, Tuhan memiliki rencana bagi setiap kita manusia. Daripada
memusingkan orang lain, sebaiknya kita fokus pada bagian kita. Bagian yang
harus kita kejar, kita capai. Bagian yang telah menjadi panggilan kita. Fokus
pada tujuan dan tindakan yang kita lakukan untuk mencapainya adalah yang paling
tepat. Bahkan dari pengalaman ini nantinya, orang pun akan semakin
terinspirasi. Demikian ulasan dan pemaknaan yang bisa kuberikan dari artikel
renugan tersebut. Aku jadi ingin bersajak bagi kita semua yang sedang berjuang
untuk mencapai sesuatu. Kiranya menjadi berkat.
Tak perlu, tak perlu lagi aku melihat orang-orang
sekelilingku,
Untuk mengamati apa yang sudah mereka capai dan sudah sampai
manakah mereka.
Karena tak ada gunanya juga, tidak berdampak bagiku untuk
mencapai apa yang menjadi cita-citaku.
Aku sadar dan harus selalu mengingat bahwa Tuhan telah
mengaruniaiku.
Ia telah memanggilku dalam rencana ini.
Ia pun yang akan menuntunku sampai akhir.
Segala sesuatu tiada kebetulan dan segala sesuatu memiliki
makna dan tujuan yang baik dari-Nya.
Mungkin memang harus begini,
Ia telah merencanakan segala sesuatunya.
Harapanku adalah kiranya pengalaman ini dapat menjadi
berkat.
Mungkin Tuhan sedang atau akan memakaiku karena ini.
Ya mungkin saja.
Yang bisa kulakukan kini adalah belajar fokus.
Berjuang sebaik mungkin dan berjalan bersama-Nya.
Hingga pada akhirnya nanti,
Ia akan menghadiahiku sesuatu yang bernilai dan mahal tak
terhitung harganya.
Rencana-Nya adalah yang terbaik, bukan rencana kegagalan
atau kecelakaan.
Terpujilah nama Tuhan sampai selamanya.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar