Ya, jadwal yang di atas adalah jadwal kuliah saya pada semester tiga di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Dapat jelas dilihat bahwa mata kuliah (MK) yang diambil terdapat 7 MK dengan jumlah 20 SKS. Yang terdiri dari 18 SKS wajib dan 2 SKS pilihan (lintas fakultas).
Untuk memperjuangkan pengisian isian rencana studi (IRS) tidak dapat dikatakan mudah, disebabkan oleh pengisian IRS ini bersamaan dengan PSAF Kamaba Psikologi 2011, sebuah acara khusus mahasiswa baru psikologi angkatan 2011. Saya mengikuti kepanitiaan tersebut dengan menjadi seorang mentor. Saat itu, para mentor sedang membantu bidang evaluasi untuk memeriksa dan menilai esai para mahasiswa baru, namun saat jam 9, kami dibolehkan untuk mengisi IRS. Sebelumnya, telah diumumkan di SIAK-NG bahwa pengisian IRS akan dimulai jam 9 pagi, tetapi kenyataannya adalah sejam lamanya IRS baru dapat diisi. Biasanya memang ketika sedang dalam pengisian IRS hari pertama, server seringkali mengalami error maka harus berkali-kali me-reload halaman web SIAK-NG. Hal itu pun dialami saya. Hingga akhirnya, SIAK-NG dapat “terjinakkan”.
Perencanaan pemilihan kelas untuk semester tiga sebenarnya tidak terlalu diperhatikan. Saya ditawarkan untuk sekelas dengan beberapa teman saya sehingga saya hanya mencocokkan saja. Pengisian IRS dapat dikatakan lancar, meskipun tidak mendapatkan kelas pilihan. Awalnya, saya berniat untuk mengambil 18 SKS saja, SKS wajib semester tiga karena pertimbangan bahwa kesibukan dalam kuliah di semester tiga bertambah. Akan tetapi, setelah dipikirkan kembali, saya memang berencana untuk lulus kuliah dalam waktu 3,5 tahun karena alasan umur dan lain halnya (hahaha). Agar SKS lebih cepat terpenuhi, saya mengambil 2 SKS lagi dari MK pilihan atau lintas fakultas. MK pilihan yang disediakan tiap semester selalu terbatas, dibuka hanya satu atau dua kelas. Maka dari itu, mahasiswa berebutan atau istilahnya “berperang dengan teman sendiri” untuk mendapatkan kelas.
Sebenarnya, saya mah tidak terlalu memusingkan kelas pilihan. Saya percaya saja bahwa saya akan diberikan kelancaran dalam mendapatkan MK. Saya berdoa dan berusaha saja ketika ada kelas pilihan yang dibuka. Dapat atau tidak dapat, saya tetap bersyukur. Ada MK pilihan yang sejak awal menarik bagi saya, yakni pendidikan keluarga. Saya tertarik untuk mempelajari MK tersebut karena menurut saya, MK itu sangat applicable dalam kehidupan. Sayangnya, posisi pilihan saya sudah berada melebihi kapasitas yang ada. Oleh sebab itu, saya mengurungkan niat untuk memilihnya dan menunggu kemungkinan ada MK pilihan selanjutnya atau MK lintas fakultas akan dibuka.
Berpikir mengenai MK lintas fakultas (linfak), biasanya selalu tampil dalam daftar mata kuliah di SIAK-NG, namun beberapa dapat saja tidak muncul, melainkan diurus secara manual ke fakultas yang dituju. Sejak hari pertama pengisian IRS, memang sudah beberapa MK linfak telah muncul, namun yang tertera itu adalah MK yang kurang menarik bagi saya dan mungkin akan menyulitkan karena merupakan MK linfak berasal dari disiplin ilmu pengetahuan alam. Oleh karena itu, saya tidak memilih salah satu yang telah muncul tersebut. Saya ingin mempelajari suatu MK yang benar-benar ingin saya pelajari, misalnya MK yang menarik, memiliki manfaat bagi saya, dapat diaplikasikan secara konkret, dan lebih baik masih berkaitan dengan psikologi. Terpikirkan oleh saya adalah memilih MK linfak dari program studi sastra Jepang di fakultas ilmu budaya (FIB) dengan MK bahasa Jepang. Akan tetapi, MK tersebut belum tampil di SIAK-NG, perlu mencari informasi dan mengurusnya langsung di fakultas. Saya berkeinginan sekali untuk mempelajari bahasa Jepang karena sejak lama menyukai bahasa Jepang dan telah mempelajarinya ketika SMA sehingga tidak akan begitu menyulitkan bagi saya. Oleh karena itu, saya mengusahakannya dengan mencari informasi langsung ke subbagian akademik FIB serta kantor program studi. Akan tetapi, saya tidak mendapatkan penjelasan yang signifikan dan jelas malahan terkesan seperti “dilempar-lempar”, serta dengar-dengar dari teman-teman FIB, MK yang saya mau pilih di sana berkuota sangat terbatas dan banyak sekali peminatnya bahkan mereka pun kesulitan untuk dapat berkuliah MK itu jadi saya berpikir untuk tidak terlalu “memperjuangkannya”.
Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 24 Agustus, saya hanya ingin melihat SIAK di internet. Tidak disangka ketika membuka tab jadwal kuliah, terdapat MK linfak baru dibuka, koperasi. MK tersebut merupakan MK yang diselenggarakan di fakultas ekonomi dan MK itu dibuka oleh departemen ilmu ekonomi. Saya tidak terlalu “nafsu” untuk langsung mengambil MK itu. Namun, tidak lama kemudian, saya memilih MK tersebut. Dalam pikiran saya, jika masih ada kesempatan untuk menambah SKS, tambah saja, tetapi saya tetap pertimbangkan. Sebenarnya, saya belum pernah belajar mengenai koperasi. Yang saya hanya tahu adalah sekadarnya sekali. Untuk ketertarikan terhadap MK tersebut, biasa saja. Oleh karena itu, pada malamnya, saya mencari informasi mengenai koperasi itu sendiri di internet. Meskipun tidak terlalu banyak dan mendalam informasi yang saya dapat, saya mulai tertarik dengan MK tersebut. Berpikir mengenai ketertarikan, sebenarnya dalam memilih MK, tidak hanya ketertarikan yang dibutuhkan, tetapi tujuan mengikuti kuliah MK tersebut dan manfaat apa yang kelak didapat. Oh ya, saya juga bertanya-tanya mengenai MK ini, seperti sistem kuliah, tugas, dan bentuk ujiannya kepada teman saya. Akhirnya, saya semakin memantapkan pilihan MK koperasi tersebut dan saya bersyukur.
Hari demi hari berlalu, tidak terasa bahwa kuliah semester tiga akan segera dimulai, juga perjuangan pun akan dijalani. Menjelang seminggu hingga tiga minggu sebelum kuliah, nama dosen pengajar di fakultas psikologi baru bermunculan dan MK baru, baik linfak maupun pilihan juga dibuka pendaftaran melalui SIAK. Melihat dosen-dosen yang akan mengajar saya di semester tiga, saya terkejut dan senang karena para dosen tersebut merupakan dosen yang menurutku, oke, baik, dan berkualitas. Beberapa dosen yang kuharapkan akan mengajarkanku pun menjadi dosenku di semester tiga ini. Lagi-lagi, saya bersyukur.
Menjelang beberapa hari sebelum kuliah, ada suatu persyaratan yang belum terpenuhi untuk dapat mengikuti perkuliahan, yakni IRS belum disetujui oleh dosen pembimbing akademis (PA). Awalnya, saya tidak kuatir mengenai persetujuan tersebut karena saya sudah melaporkan bahwa IRS saya sudah mencukupi dan hanya tinggal disetujui oleh dosen PA, namun seminggu akhir sebelum kuliah saya sedikit mulai takut karena hal ini. Saya tahu dan yakin bahwa dosen PA saya akan menyetujui IRS saya. Komunikasi kami juga cukup baik. Seperti yang dia katakan, jika ia sempat di hari awal liburan kampus, ia akan menyetujui langsung, tetapi jika tidak, pihak akademik di fakultas lah yang akan menyetujui. Bahkan, beliau pernah bertanya mengenai SKS yang mungkin ada lagi yang ingin ditambah. Dengan hal itu, saya percaya bahwa beliau memperhatikan IRS saya. Hari Kamis tanggal 8 September, pagi menjelang siang hari, saya mengecek IRS saya. Dan, ternyata IRS saya sudah berstatus ‘disetujui’. Wah, rasanya senang sekali dan ketakutan yang sempat dialami pun sirna. Padahal, malam kemarinnya sedikit kuatir. Saya berdoa dan percaya bahwa hari besoknya IRS saya sudah disetujui dan ternyata tergenapi doa dan percaya tersebut.
Dari pengalaman ini, saya memperoleh suatu insight bahwa segala sesuatu tidak perlu kuatir. Orang berkata boleh kuatir, namun tidak berlebihan. Tidak kuatir pun dapat menjadi bahaya. Oleh karena itu, yang dilakukan adalah doa, usaha, dan percaya. Jika belum ada jawaban, tetaplah bertekun. Tuhan sudah mempersiapkannya sejak dari awal. Jika jawaban tidak, Ia telah mempersiapkan dan memberikannya yang lebih baik lagi dan tepat bagi kita. Tinggal sikap percaya saja yang perlu dikuatkan. Selain itu, perencanaan memang sangat baik, tetapi jika dengan sikap hati dan motivasi yang tidak benar atau baik apalagi sangat berambisi, jangan bersusah hati jika apa yang direncanakan tidak sesuai dengan harapan sebelumnya. Dalam pengalaman ini, saya tidak terlalu fokus dalam merancangkan IRS karena nama dosen tidak tertera, mahasiswa lain pasti akan berebutan, dan seterusnya. Saya melakukan apa yang dapat saya lakukan, seperti mencocokkan perencanaan jadwal kuliah dengan beberapa teman saya dan sebagainya, lalu menyerahkannya kepada Tuhan sepenuhnya. Jika ada masalah, saya percaya Tuhan akan menuntun saya dan membukakan “jalan-Nya”. Well, perkuliahan akan segera dimulai dua hari lagi, tepatnya tanggal 12 September. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi selama perkuliahan di semester tiga, tetapi saya tetap optimis dan siap berusaha yang terbaik untuk semester tiga. Tentunya, bersama Tuhan, saya percaya bahwa saya akan disanggupkan. Hidup saya adalah milik-Nya sehingga saya percaya kepada-Nya yang berkuasa kepada hari-hari dan masa depan saya. Mungkin pengalaman yang saya tulis adalah hal kecil atau sederhana, tetapi saya percaya hal kecil ini merupakan tanda-tanda atau proses untuk hal besar yang akan dinyatakan.
Teriring salam manis dan doa (halah),
GOD bless us!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar