Rabu, 17 Agustus 2011

Kesabaran dan Ketahanan dalam Pengerjaan Tugas Akademis


            Sebagai akademisi, mahasiswa memiliki kewajiban dalam belajar, salah satunya mengikuti proses perkuliahan. Dalam proses ini, dosen sebagai pengajar tidak sekadar memberikan ceramah tentang topik atau materi yang dibahas di kelas lalu mahasiswa harus mengikuti ujian, namun tugas-tugas pun dijadikan poin penting dalam proses perkuliahan. Tugas-tugas ini, baik yang dikerjakan secara individu maupun kelompok, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dari mahasiswa terhadap materi yang diajarkan dan membantu peningkatan pemahaman materi sehingga mahasiswa sungguh-sungguh dapat memahaminya dengan tepat berdasarkan target pembelajaraan, serta untuk jangka panjang, mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, biasanya tugas-tugas dinilai yang kemudian akan dirata-ratakan dengan unsur-unsur penilaian lainnya sehingga menghasilkan nilai akhir yang akan membentuk dan memengaruhi indeks prestasi (IP). Oleh karena itu, dibutuhkan sikap tertentu agar proses perkuliahan dapat berlangsung lancar dan sesuai yang diharapkan, serta mahasiswa menikmati perkuliahannya. Dua istilah penting yang perlu diperhatikan dan diterapkan adalah kesabaran dan ketahanan.
            Berdasarkan kamus bahasa Indonesia, kesabaran adalah ketenangan hati dalam menghadapi cobaan; sifat tenang (sabar). Dari definisi tersebut, istilah utama mengenai kesabaran adalah ketenangan. Sifat tenang diperlukan dalam berbagai kondisi, baik positif dan negatif. Kondisi positif merupakan kondisi yang meliputi pemikiran dan perasaan yang menyenangkan dan menenangkan, sedangkan kondisi negatif merupakan kondisi yang meliputi pemikiran dan perasaan yang tidak menyenangkan dan memiliki tekanan. Definisi kesabaran yang pertama dituliskan bahwa sabar merupakan sikap tenang dalam menghadapi cobaan. Orang-orang biasanya cenderung memaknai cobaan sebagai kondisi yang membebani dirinya, misalnya musibah, penyakit, kegagalan, dan sebagainya. Namun, adakalanya, cobaan dapat berupa kondisi-kondisi yang tidak menyusahkan, misalnya kemenangan, naik jabatan, dan sebagainya karena jika tidak bersabar dan berhikmat, kondisi positif seperti itu akan menyebabkan “kejatuhan”. Oleh karena itu, sikap sabar dan tenang ini harus dimiliki di setiap kondisi. Dalam perkuliahan pun, kesabaran sangat diperlukan. Misalnya, ketika seorang mahasiswa akan mengikuti ujian, ia tentu perlu mempersiapkan dirinya dengan belajar. Saat belajar, ia mungkin dapat saja mengalami kejenuhan karena dengan berbagai alasan, seperti materi yang terlalu banyak menurutnya, waktu yang ia miliki untuk belajar terlalu singkat, dan lain-lain. Sama juga halnya ketika memiliki tugas. Bermacam-macam tugas dapat saja diberikan untuk mahasiswa. Jika ingin mendapatkan nilai yang tinggi, tentunya mahasiswa harus mengerjakan tugas tersebut dengan semaksimal mungkin. Meskipun karakter atau kepribadian mahasiswa berbeda-beda, dalam perkuliahan, jika ingin mendapatkan nilai dan prestasi yang maksimal, diperlukan totalitas dalam pengerjaan tugas. Dalam pengerjaan tugas tertentu, bahan-bahan yang dipakai dapat saja tidak sedikit, membutuhkan referensi-referensi tertentu yang mengharuskan mahasiswa membacanya dengan cermat. Kejenuhan dapat muncul oleh kerenanya.  Jika tanpa kesabaran, tugas itu diselesaikan dengan seadanya dan kemungkinan hasilnya tidak maksimal. Selain itu, tugas yang dikerjakan malahan menjadi ngawur. Sangat disayangkan jika hal itu terjadi, kan?
            Kemudian, ketahanan, dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai perihal tahan (kuat); kekuatan (hati, fisik); daya tahan. Dari definisi tersebut, yang menarik untuk diperhatikan adalah kekuatan hati serta fisik. Kekuatan hati sulit dioperasionalkan atau dinyatakan dengan makna sesungguhnya. Kekuatan hati ini dapat saja berupa kekuatan emosi. Emosi yang dimaksud yaitu emosi yang stabil dalam setiap kondisi. Jika kekuatan fisik, jelas secara jasmaniah, seperti sehat dan fit. Dalam mengerjakan tugas, tentunya fisik harus kuat sehingga kognitif dan psikomotorik bekerja secara seimbang. Selain itu, tentunya emosi pun tidak kalah penting. Apa pun jenis tugasnya, seharusnya emosi tetap stabil karena mempengaruhi kinerja pengerjaan tugas. Emosi yang stabil cenderung pengerjaan tugas dilakukan dengan tenang dan tidak cepat jenuh. Sebagai contoh, seorang mahasiswa mengerjakan sebuah tugas yang mengharuskannya bekerja sama dalam suatu kelompok tertentu. Ketika pengerjaan tugas berlangsung, beberapa anggota kelompok mengalami kejenuhan sehingga kurang memperhatikan tanggung jawab mereka dalam pengerjaan tugas. Mahasiswa ini berusaha tenang dan tetap bertahan meskipun kondisi yang dialami sebenarnya dapat menjadikannya putus asa sehingga malas mengerjakan tugas. Ketahanan emosi yang dimilikinya membuatnya tetap survive dan terus memperjuangkan pengerjaan tersebut bersama anggota kelompoknya yang lain bahkan mendorong anggota kelompoknya untuk kembali bersemangat dalam mengerjakan tugasnya itu. Dapat diketahui dari contoh tersebut bahwa ketahanan sangat dibutuhkan dalam mengerjakan tugas agar hasil pengerjaan tugas maksimal dan yang tidak kalah penting, ketahanan membuat mahasiswa benar-benar “menikmati” dan memperoleh tujuan dari tugas yang diberikan kepadanya.
            Jadi, betapa pentingnya bahwa kesabaran dan ketahanan perlu dimiliki oleh mahasiswa dalam menempuh kuliahnya di perguruan tinggi. Kesabaran yang bersifat tenang dan ketahanan yang bermakna kekuatan dibutuhkan sekali dalam kegiatan perkuliahan agar mendapatkan hasil yang maksimal atau setidaknya sesuai dengan harapan mahasiswanya. Keduanya tepat diaplikasikan dalam pengerjaan tugas yang merupakan evaluasi yang memantapkan kemampuan pemahaman bagi mahasiswa.
           

Referensi:
Kamus Bahasa Indonesia Online. (n.d.). Retrieved from: http://kamusbahasaindonesia.org/
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar