Selasa, 12 Juli 2016

Bahagia itu sederhana

Malam ini aku hanya bisa tersenyum. Tidak perlu mengucap banyak kata.

Aku mensyukuri untuk banyak hal yang telah terjadi.

Aku senang melihat kemajuan seorang sahabat yang merasa lebih optimis dan bersemangat menjalani hidup. Jelas dari ucapan dan tindakan yang ia lakukan. Begitu terasa.

Aku senang melihat seorang kakak baik hati yang baru saja liburan dan menikmati waktu dan suasana di sana. Kupercaya ketika ia kembali ke rutinitas, ia akan lebih berenergi.

Aku senang menyaksikan seorang sahabatku yang lain yang tinggal selangkah lagi menyelesaikan jenjang studinya. Kupercaya ke depannya ia akan semakin bersinar dan terus bersinar.

Aku senang menyaksikan seorang teman yang membagikan artikel di sosial media yang menyuarakan tentang kasih dan tidak main hakim sendiri terhadap orang lain. Aku rindu semakin banyak orang bisa mendengarkan, menoleransikan, dan menerima latar belakang dan keberadaan serta kondisi orang lain.

Aku senang melihat teman-teman lain yang baru saja menyelesaikan jenjang studi S.2-nya. Terasa sekali semangat dan perjuangan mereka selama melewati proses kuliah hingga tugas akhir. Begitu kuat terasa ketika kutemukan harapan dan rencana selanjutnya seusai S.2. Menginspirasi sekali dan menyemangati kembali untuk saya melanjutkan jenjang S.2.

Aku senang ketika aku melihat diriku pun tetap dapat berbahagia dan bersyukur ketika melihat orang lain mengalami kebahagiaan serta mewujudkan suatu nilai positif bagi dunia.

Aku pun ingin terus belajar dan beraplikasi bahwa bahagia itu sederhana. Tidak perlu sesuatu yang harus bagaimana, namun dengan kesederhanaan hingga aspek yang mungkin bagi orang lain pada umumnya sepele, tidak menurunkan nilaiku terhadap arti kebahagiaan.