Minggu, 19 Juni 2011

Uniknya Remaja


      Remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Dalam tahap perkembangan, remaja mengalami banyak perubahan, baik secara fisik, kognitif, dan sosioemosional. Perkembangan anak remaja yang satu tidak lah sama dengan remaja yang lain. Pembentukan karakter bagi remaja menuju usia dewasa berbeda-beda tiap individu. Hal ini disebabkan terdapat beberapa variabel, yakni jenis kelamin, etnis, budaya, pola didik dan asuh orangtua, dan sebagainya. Banyak orang mengatakan bahwa usia remaja ini juga adalah usia ketika para remaja sedang asyik mencari jati dirinya. Jati diri dapat dikatakan sebagai eksistensi dirinya untuk diterima dan diakui oleh orang lain bahwa ia sudah besar, dewasa, dan memiliki kepribadian atau karakter tertentu.

      Sekarang-sekarang ini, dikenal istilah yang merepresentasikan remaja, contohnya anak labil atau ababil. Dikatakan labil karena remaja belum dapat konsisten terhadap sesuatu, misalnya pada hari ini, seorang remaja ingin membeli blackberry, namun keesokan harinya, ia ingin membeli i-phone. Mengapa dapat demikian? Menurut saya, ada faktor kognisi yang menyebabkan remaja tersebut mengubah pilihan barang yang ingin dibelinya. Selain itu, ada pengaruh emosi yang belum stabil juga tentunya yang mengakibatkan remaja tersebut hingga memutuskan pilihannya pada i-phone.

      Berbicara tentang ketidakstabilan, terutama pada emosi, ternyata normal bagi remaja mengalami hal tersebut karena pubertas yang dialami oleh remaja menyebabkan terjadinya ketidakstabilan emosi, lebih spesifik, disebabkan oleh adanya perubahan hormon. Disimpulkan bahwa jika Anda adalah seorang remaja atau pernah dan sering berinteraksi dengan para remaja, dapat diketahui bahwa wajar saja bagi remaja kalau mengalami hal seperti ini, yang dikatakan orang sebagai ababil sebab pengaruh hormon yang menyebabkan mereka demikian. Dari hal tersebut, dikatakan proses bagi mereka juga untuk menjadi seorang dewasa seiring perkembangan dari fisik serta kognisi. Jadi, maklumi saja bahwa itu lah yang dialami oleh remaja sehingga di masa-masa ini lah, keunikan-keunikan mereka seringkali tampak sehingga tidak ada manusia yang sama karena mereka masing-masing adalah unik. 

Referensi: 
King, L. A. (2011). The Science of Psychology: An appreciative view (2nd ed.). New York: McGraw-Hill.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar