Selasa, 28 Juni 2011

Percaya pada Janji Sang Kasih Sejati

Tidak suatu kebetulan, ini adalah sebuah catatan yang baru saja aku tuliskan di notes Facebook-ku. Tulisan ini mengenai kepercayaan terhadap bahwa hidup ini tetap ada pengharapan serta ada syukur dan penghiburan ketika dalam masalah. Tulisan ini didedikasikan untuk seorang terdekatku serta siapa pun yang membacanya. happy reading! :)

Aku terbangun dari tidurku di pagi hari ini. Aku merasakan sejuk dan dinginnya pagi ini. Namun, ketika menatap jendela kamarku, langit pun terang dengan pesona matahari dengan malu-malu tetap memancarkan sinar beserta kehangatannya. Matahari akan selalu terbit di timur. Matahari juga akan tetap selalu menghangatkan bumi meskipun dalam musim penghujan atau salju. Hanya butuh waktu untuk menunggu matahari itu terbit di kala musim tertentu. Intinya, sang surya akan selalu senantiasa memancarkan cahayanya. Begitu juga tentang sebuah janji Tuhan yang menyatakan bahwa setiap kesusahan atau penderitaan hidup sesungguhnya dapat terselesaikan. Mengapa? Disebabkan oleh tidak ada perkara yang mustahil bagi diri-Nya. Mungkin memang saja ada beberapa masalah yang terselesaikan dengan waktu yang singkat, tetapi ada pun masalah yang akan terselesaikan dengan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Ia tahu setiap masalah dan persoalan yang dialami setiap manusia. Ia tidak lupa terhadap setiap mereka apalagi tertidur karenanya. Ia tahu kapan saat yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Karena begitu besar kasih dan cinta-Nya terhadap manusia, Ia akan menyatakan kuasa-Nya atas masalah itu secara perlahan, tetapi pasti dan akan tepat pada waktunya. Ia menginginkan setiap manusia untuk tetap berpengang pada iman dan pengharapan kepada-Nya hingga janji-Nya akan dinyatakan. Dialawi dengan sikap hati yang dinamakan, percaya. Dari percaya ini, manusia dapat melihat, merasakan, dan mengalami kejadian-kejadian yang luar biasa dalam hidup. Akan tetapi, apakah benar ada manusia yang sedang menderita akan terus menderita? Dalam hal ini, diperlukan syukur. Syukur terhadap apa? Aku mendapat ilustrasi melalui buku renungan, siswa-siswi dalam suatu sekolah dasar ditugaskan oleh gurunya untuk mendaftarkan tujuh keajaiban dunia. Ada siswi yang bingung dengan apa yang harus dituliskannya. Ketika setiap tugas di kumpul, setiap siswa-siswi menuliskan Piramid, Tajmahal, Tembok Besar Cina, Menara Pisa, Kuil Angkor, Menara Eiffel, dan Kuil Parthenon. Hanya urutannya saja yang berbeda-beda dari tiap mereka. Siswi yang dikenal juga sebagai pendiam ini tak diduga menulis tujuh keajaiban dunia berupa:  bisa melihat, bisa mendengar, bisa menyentuh, bisa disayangi, bisa mengecap, bisa tertawa, dan bisa mencintai. Guru pun tertegun akan tujuh keajaiban dunia yang dituliskan siswi itu lalu ia menjadi sadar dan bersyukur karena diingatkan betapa pentingnya untuk mensyukuri hal tersebut. Begitu selesai membaca ini, aku pun tersadar bahwa benar dalam hidup ini, aku harus selalu bersyukur dan tidak mengeluh ketika dalam masalah. Dari renungan ini, diajarkan untuk tidak selalu fokus pada masalah atau persoalan hidup karena hal itu akan selalu membebani saja. Namun, ketika tetap bersyukur dan selalu mengingat-ingat setiap rahmat dan berkat yang diberikan-Nya yang selalu baru setiap pagi, kita akan menjadi kuat dan siap untuk mengalami kemenangan atas masalah hidup. Untuk percaya itu, bisa saja sulit, tetapi bisa ketika kita mau untuk memulainya.

Referensi:
  • Manna Sorgawi edisi Juni 2011
  • Holy Bible: Keluaran 23: 27-30 dan Ratapan 3: 15-26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar