Senin, 15 Februari 2016

Ayo olahraga! Sebuah solusi untuk meringankan beban stres

Di kala stres melanda, respons yang perilaku yang muncul adalah selalu dalam dua pilihan, yaitu fight or flight. Fight adalah berusaha mengatasi masalah yang terjadi, sedangkan flight adalah meninggalkan masalah, yang tentunya masalah tersebut tidak selesai. Selain itu, dikenal juga istilah coping yang artinya adalah respons mengatasi masalah. Mirip dengan istilah fight or flight, namun term-nya memang lebih canggih ala psikologi banget. Halah, Hahaha.

Dalam tulisan ini, gue bukan mau curhat atau yang menulis lebih mendalam mengenai stres. Ya, singkat saja terkait stres yang mau gue tulis. Ya, seperti biasa, gue senang dengan berbagi pengalaman gue yang bisa menjadi manfaat bagi para pembaca. Elah kaya ada yang baca aja. Wkwkwk. Tapi gue seneng loh, someone said to me that there's a lot of good message that he can gain and learn from my writing. Hehe. Syukurlah, people bisa belajar sesuatu dari tulisan gue karena itu memang adalah salah satu tujuan gue menulis. Dan of course, because my main goal or purpose in my life is helping and developing others. Kyaaa gue senang dan puas ketika kondisi gue yang sibuk #halah. Tapi gue masih bisa mengaktualisasi diri gue dengan berbagi manfaat kepada sesama.

Well, memang selalu panjang ya kalimat pembuka gue. Hahaha. Biar aja lah ya, itu yang muncul dalam pikiran gue soalnya. Hehe. Gue jadi mau cerita nih. Sebenernya pengalaman gue udah sering terjadi. Namun, kayanya gue belum pernah share ini. Well, gue mau bercerita tentang OLAHRAGA. Lebay ya pake capslock. Wkwk.

Gue udah sering ngalamin betapa happy dan leganya dan feel free kaya Syahrini ketika habis olahraga, terutama nge-gym dan renang. Haha soalnya olahraga gue engga jauh-jauh dari itu selain ngejar bus dan jalan cepet kalo berangkat ke tempat kerjaan. Wkwk.

Lalu, apa hubungannya dengan stres? As you know, banyak banget manfaat dari olahraga. Gue jadi keinget waktu gue ikut support group kakak S.2 profesi psikologi di UI. Kami para peserta melakukan brainstorming dan kita menemukan beberapa manfaat olahraga, yaitu membuat badan lebih segar dan sehat jadi jarang terkena sakit, membuat pikiran lebih segar, bikin perasaan lebih tenang ketika stres, membuat diri menjadi lebih percaya diri, membentuk badan menjadi lebih ok, dan lain sebagainya.

Well, gue pernah ngalamin dan ngerasain semua manfaat yang di atas ketika gue berolahraga. Seru banget, bukan? Gue rasanya jadi pengen olahraga terus karena reinforcement yang gue dapet itu enak banget men! Hahaha.

Gue pernah ketika banyak pikiran, gue olahraga terus gue jadi lebih relax dan beban pikiran gue hilang. Terus gue jadi lebih mudah untuk berpikir untuk menuntaskan masalah gue. Terus gue pernah ketika endutan, gue rutin olahraga, eh gue kurusan lagi. Haha. Gue pun pernah ngalamin gue jadi jarang kena sakit. Kyaaa seru kan manfaatnya. And then, pernah juga nih gua jadi punya bentuk badan yang lebih kece. Hahahaha.

Nah, gue tuh sempat concern ya bahwa banyak loh orang stres yang lari dari masalahnya dengan cara kurang baik gitu. Misalnya, merokok, mabok, narkoba, dan ngerinya adalah melakukan bunuh diri. Serem kan. Memprihatikan loh dengan perilaku tersebut. Dan, sebenernya masih banyak lagi perilaku yang sebenernya ga baik. Apalagi ketika masalahnya tidak teratasi. Well, tiba-tiba gue keinget makalah ketika gue jadi finalis mahasiswa berprestasi di fakultas gue. Umm, kalo di makalah itu solusi mengatasi masalah adalah melalui konseling. Namun, untuk kali ini adalah olahraga dapat membantu orang yang sedang stres at least mengurangi rasa tekanan atau tensi stres yang sedang dialami.

Nah, setelah mengetahui banyak manfaat dari olahraga, yuk mulai berolahraga jika belum dan mari rutinkan olahraga bagi yang sudah mulai berolahraga. Olahraga dapat dijadikan cara untuk meringankan beban atau rasa tertekan dari stres yang dialami dari masalah yang dihadapi.

Umm, seandainya gue tahu banget mengenai proses atau dinamika dari bagaimana olahraga dapat meringankan rasa stres tersebut. Mungkin akan jadi lebih menyakinkan. Tapi ya tulisan gue bisa menyakinkan lah karena kan gue udah dapet prior knowledge dari support group dan punya pengalaman sendiri. Hahaha.

Mari berolahraga! <3 :*

Rabu, 10 Februari 2016

Big Data Tetap Keren

GUYS!!! *berasa gue lagi mau ngomong di depan beberapa orang*

Gue mau cerita nih, gue ini malem tiba-tiba kaya kesambet. Gelombang otak gue lagi stabil dan alert-nya banget. Di otak gue, bermunculan ide yang kaya stay gitu dan rasanya perlu bagi gue agar gue tuangkan dalam tulisan. At least, gue punya dokumentasinya. Kalo sewaktu-waktu gue butuh, gue bisa baca lagi.

Sambil diiringi lagu Shake It Off nya Taylor Swift, ini lagu gue puter karena gue abis makan es krim Walls Cornetto yang brand ambassador-nya adalah Si Mpok Taylor. Entah lah kalo di istilah Marketing, dia itu bisa dibilang brand ambassador atau sekadar bintang iklan. Haha. Ya sudah lah ya, fokus tulisan gue bukan pada Taylor atau es krim kok, tapi ya ini lagu at least bisa bantu gue untuk alert selama menulis karena gue udah merasa mengantuk sebenernya.

Hahaha cerita pembukaan gue aja udah panjang gini ya. Yang sabar ya bacanya. Ya begini lah karena memang tulisan gue selalu special jadinya begini. Males ga lo bacanya? Haha bodo amat. Wkwkwk.

Well, siang tadi pas istirahat makan siang, gue ga sengaja makan bareng sama karyawan baru dari departemen Marketing gitu. Kebetulan, dia itu berpengalaman kerja di Big Data. Nah, gue bahas-bahas deh mengenai Big Data. Jatuhnya gue belajar dari sharing dia sih, sekaligus gue berpikir dan menemukan insight yang bagus buat diri gue.

Awalnya, gue mengetahui Big Data itu kalau tidak salah ketika gue ambil mata kuliah Consumer Behavior ketika gue kuliah S.1. Kemudian, salah satu sahabat gue pun mendalami dan bekerja di bidang Big Data itu. Dan, gue pun pernah membaca artikel mengenai Big Data. Well, BD itu merupakan sebuah data yang bisa di-gather, dianalisis, dan ditarik insight yang bertujuan untuk membuat sebuah implementasi atau intervensi. Awalnya, Big Data dikenal pada tahun 1990-an, namun memang masih popular di luar negeri sana. Masuk ke Indonesia, kata si Mas orang kantor gue itu adalah sekitar tahun 2000-an. Dari yang gue tangkap, BD awalnya lebih popular untuk di Marketing. Namun, dia berpendapat dan gue setuju dengan pendapatnya adalah BD dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang dalam bisnis, salah satunya HR. Bahkan, menurut gue, ga sekadar dalam konteks bisnis atau sejenisnya, melainkan pemerintahan bahkan sebenarnya dapat memanfaatkan BD. Ya, bayangkan saja, BD dapat menampung data yang jumlahnya tak terbatas dan data tersebut dapat diolah dan diinterpretasikan hingga membuat sebuah ide atau solusi tertentu sebagai tindak lanjutnya.

Contoh BD misalnya adalah perilaku pengguna internet dalam keseharian dapat dikumpulkan dan dilihat polanya. Berangkat dari situ, baru lah kita dapat menggali insight tertentu hingga mengimplementasikan sesuatu. Umm… menurut gue, setelah mendengar penjelasan dari Mas ditambah masukan dia, memang bermain dengan data itu membutuhkan fleksibilitas, kepekaan, dan pemahaman yang baik terhadap topik tertentu. Misalnya saja, kita dapat memperoleh data mengenai perilaku pengguna Facebook, berdasarkan apa yang di-post, frekuensi posting, hingga jam berapa saja posting-an tersebut ditampilkan, data tersebut dapat saja membentuk kesimpulan, misalnya pada jam segini, mayoritas Ibu-ibu aktif bermain Facebook dan segala informasi yang ia sampaikan atau terima dapat di-generate berdasarkan pola atau informasi tertentu lainnya. Selanjutnya, pebisnis, khususnya Marketeer dapat menyiasati melakukan promosi misalnya atau branding produknya di jam-jam ketika pengguna Facebook aktif dan menyesuaikan kontennya dengan apa yang pengguna FB tersebut biasanya tampilkan. Kurang lebihnya seperti itu.

Gue cukup amaze sih karena Big Data memang keren. Bermain data juga seru. BD ternyata ok banget karena meminimalisasikan subjektivitas karena data yang ditampilkan cenderung murni. Selain itu, validitas juga lebih tinggi karena semua data dapat digunakan dan dimanfaatkan. Beda dengan penelitian yang menggunakan sampel sehingga belum tentu dapat digeneralisasikan ke keseluruhan.

Pembahasan kami memang membuat gue semakin rindu untuk melakukan penelitian. Gue mau belajar untuk semakin bersikap objektif dan terus bertanya “why” sebelum gue meyakini bahwa hipotesis gue benar. Ya, beragumentasi memang boleh apalagi dengan dasar teori atau data yang kuat, argumentasi kita pun semakin kuat. Namun, lebih penting lagi untuk tidak segera menyimpulkan atau at least juga kita menguasai topic tertentu atau variabel dalam penelitian tersebut. Huhah. Sekian dulu deh gue nulisnya mengenai ini. Gue bakal sharing lagi mengenai insight yang gue dapetin di hari ini. Hehe. See ya!

Selasa, 09 Februari 2016

Peter kangen menulis...

T'lah lama gue engga nulis di blog ini karena semua tulisan gue biasanya gue simpen di buku harian atau laptop gue. Haha. Ya, mau gue nulis blog atau engga, ya peduli amat ya. Dikira ada yang baca tulisan gue gitu. Hahaha.

Gue pengen cerita deh tentang kehidupan gue di sekitar hampir 2 bulan di tahun 2016. Haha. So far sih so good, gue tetap belajar tiap harinya, namun ya kadang kondisinya pun naik-turun. Ya wajar lah ya kehidupan di dunia ini. Wkwk. Selalu ada dinamika atau proses yang membuat gue semakin menyadari bahawa hidup ini begitu menarik. Halah.

Di awal tahun 2016, gue inget banget itu di tanggal 1 Januari 2016, gue menulis goals yang mau gue capai di tahun ini. Gue berencana kuliah tahun ini dengan beasiswa, pengen bikin penelitian pribadi terus diikutsertakan ke konferensi lagi, terus mau ikut sesuatu lomba lagi, dan punya kerjaan yang bagus. 

Proses untuk mencapainya memang engga mudah. Gue harus keluar dari zona nyaman karena mengerjakan beberapa hal sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Ya gue sih udah bikin rencana dan ngatur sebaik mungkin supaya gue tetap ber-progress, tapi kadang motivasi naik-turun. Gue pernah ngalamin, ketika gue bikin rencana dan ngeusahainnya, gue merasa kurang bersemangat. Why? Karena gue hampir miss dengang meaning or reason why gue mengerjakan ini dan ingin mencapai itu. Gue bersyukur karena gue memiliki adik kelas yang membantu gue mengingatkan mengenai meaning gue mengerjakan ini dan hendak mencapai itu. Itu memang harus selalu kita ingat sih. 

And and... gue pernah ngalamin juga ketika gue pikir bahwa ada kemungkinan bahwa gue gagal atau gue mengistilahkannya dengan ketidakpastian dalam hidup. Maksudnya adalah mau kita ngerencanain apa pun dan udah jungkir balik ngusahain, kadang bisa aja itu ga tercapai. Hiks, itu memang ga jarang bikin bete atau sedih sih, tapi itu lah ya konsekuensi yang mungkin timbul. Ya, kembali gue cerita dengan seorang yang lebih dewasa mengenai ini hingga gue menyimpulkan bahwa ya yang penting usaha dulu gitu daripada ga coba atau usaha, itu bakal gagal segagalnya. Ditambahkan dia adalah at least, udah usaha, kalo gagal pun kita bisa belajar dari pengalaman. 

Beuh, begini lah ya hidup. Selalu ada yang perlu diusahakan dan dicapai. Ya, itu lah gue yang tipenya memang goal-oriented. Goals lah yang membuat gue bergerak, bekerja, melakukan sesuatu. Hah... semoga Tuhan berkenan supaya gue bisa berhasil mencapai tujuan gue di tahun ini. Umm, sama ini sih gue mau nambahin. Gue kayanya beberapa kali cemas berlebihan. In short, gue seperti ga percaya gitu bahwa semua bisa baik-baik saja. Ya, mungkin iman gue lagi kurang mantep saat itu. Eh rupanya, Tuhan kasih jalan dan kesempatan buat gue. Gue merasa diberkati dan harusnya gue selalu percaya bahwa gue dan ya setiap manusia pun diberkati masing-masing sama Tuhan. Dan ya, gue perlu untuk mengingat usaha gue. Ternyata, Tuhan pun memberkati usaha kita loh. Hehe. Dasar ya gue memang manusia banget. Yang suka merasa kuatir sama hidup, padahal ya semua sudah disiapkan apalagi ketika kita sudah berusaha. 

Ya, gue bersyukur, ketika gue berpikir hidup perlu gue kontrol sepenuhnya, namun ternyata ada yang ga bisa dikontrol sama diri kita sendiri. Either dari Tuhan atau ya apa pun dari eksternal kita lah yang bisa mengontrol. Ya, ini membuat gue belajar untuk tetep berserah sama Tuhan, berusaha yang gue bisa lakukan, dan mendoakan semuanya. Seems relijius amat ya gue, padahal engga juga sih. Haha.

Good luck untuk kita semua di tahun 2016! Tuhan memberkati. Haha rasanya gue nulis kaya sambil berdoa. Hehehe. Dadah!