Di sela pengerjaan tugas negara
(again), saya ingin menulis proses dan hasil pemikiran saya akhir-akhir ini
mengenai pemahaman diri mengenai siapa saya saat ini. Meskipun saya meyakini
bahwa banyak hal dari segala sesuatu bersifat kontinum, bukan dikotomi. Namun,
kali ini saya mencoba untuk menemukan posisi keberadaan saya mengenai tipe
kepribadian ini, introvert atau extrovert.
Jika mengamati dan meninjau
kembali sikap dan perilaku di masa kecil hingga remaja, saya cenderung seorang
yang introvert. Saya lebih terbiasa berkawan dengan satu atau dua orang.
Menikmati kualitas hubungan dengan beberapa orang, kurang tertarik dengan
perkumpulan yang ramai dengan banyak orang. Walaupun berada dalam keramaian,
sudah pasti saya akan cenderung bersama orang terdekat saya. Mengapa?
Sebenarnya bisa ditinjau lebih lanjut lagi dengan menilik lebih lagi mengenai
perilaku tersebut. Apakah karena saya saat itu merasa tidak begitu dekat dengan
beberapa orang tersebut? Apakah ada sikap dan perilaku mereka yang membuat saya
tidak nyaman? Wajar jika demikian, agak sulit untuk bisa menyimpulkan apakah
ini kepribadian introvert atau bukan karena hubungannya saja belum tepat jika
dipikirkan secara logika sederhana.
Sebenarnya, apakah definisi dari introvert
dan extrovert? Pada dasarnya, dua kata ini merupakan tipe kepribadian atau
kecenderungan seseorang dalam berperilaku sehari-hari. Ada yang pernah
mengatakan bahwa dua tipe kepribadian ini merupakan gambaran seseorang untuk
mendapatkan energi yang dimanfaatkan sehingga dapat menjadi optimal atau tidak
terkait mengaktualisasi dirinya dan melaksanakan peran atau rutinitasnya.
Singkatnya begini, seorang introvert menikmati kesendirian, sedangkan extrovert
menikmati suasana yang ramai dan penuh hingar-bingar. Mungkin lebih baik saya
membaca literatur lebih lanjut mengenai ini, namun tampaknya saya sedang ingin
bermain dengan konsep dan teori di dalam otak saya, tetapi saya selalu menerima
masukan dari penjelasan seseorang.
Berfokus pada judul dan tujuan
dari penulisan ini, saya hanya ingin berbagi cerita hasil analisis diri saya
akhir-akhir ini. Mungkin berkisar setahun terakhir ini. Sebelumnya, saya
memandang diri saya adalah seorang ambivert. Ambivert merupakan tipe
kepribadian yang skalanya berada di tengah antara extrovert dan introvert. Ini
saya yakini karena saya telah mengikuti berbagai tes kepribadian. Berkali-kali,
hasil yang saya dapatkan adalah extrovert. Namun, semakin ke sini, kok saya semakin introvert. Baru terpikir
oleh saya saat ini, mungkin saja tes tersebut memang tidak mengukur aspek
ambivert seseorang jadi memang belum mampu mengungkapkan sisi ambivert saya.
Setahun terakhir, saya mencoba
menganalisisnya berdasarkan beberapa aspek. Dimulai dari pekerjaan, pekerjaan
saya memang mengarahkan saya untuk bekerja menggunakan proses berpikir daripada
berelasi. Oleh sebab itu, waktu yang saya miliki tentunya menjadi semakin
berfokus dengan berpikir. Dan, biasanya ketika berpikir dalam konteks bekerja,
saya lebih senang menyendiri. Singkatnya, karena pekerjaan ini minim
berinteraksi dengan orang lain dan saya menikmati kesendirian saya ketika
bekerja, aktivitas ini mengarahkan saya untuk semakin berada pada skala kontinum
introvert. Aspek selanjutnya adalah lingkungan sosial. Kepribadian seseorang
juga ditentukan oleh lingkungan sosial di sekitarnya. Kebanyakan dari sahabat
dan teman saya adalah seorang introvert. Mungkin di awal yang mendorong saya
senang bergaul dengan mereka adalah karena mereka senang mendengarkan daripada
bicara. Bukannya berasumsi ya, hanya menduga (sama saja? hehe). Waktu itu, saya
merasa memang memiliki kebutuhan untuk bisa menyalurkan cerita atau isi pikiran
saya. Dengan mereka, saya merasa cocok. Namun, jika curiga, bisa saja ini
mengarahkan saya karena adanya kesamaan dengan mereka. Well, belum tentu bahwa
extrovert tidak bisa mendengarkan ya. Terkadang perlu memisahkan antara sikap,
kepribadian, dan kompetensi. J
(senyum penuh makna). Karena lingkungan sosial tersebut, mungkin saya jadi
semakin melihat dan belajar dari mereka. Saya melihat adanya kesesuaian dari
kepribadian mereka pada diri saya. Belajar dari mereka, artinya adalah saya
semakin melihat bahwa ada hal positif dari kepribadian mereka yang rupanya jika
saya ikut terapkan (karena adanya kesesuaian juga) memberikan keuntungan pada
saya. Aspek lainnya adalah frekuensi dan intensitas saya untuk sendiri lebih
sering daripada bersama dengan orang lain, misalnya untuk tinggal dan saya
memang suka kegiatan sendiri untuk berpikir dan berefleksi. Secara umumnya,
sudah tertuang dan berkaitan dengan aspek sebelumnya. Ya, memang masih bisa
didebatkan lagi apalagi jika meninjau kembali aspek lainnya, situasi serta
kondisi. Bisa dipertimbangkan aspek lainnya, tetapi rasanya cukup dulu (hehe).
Lucunya, saya menikmati ketika
saya menjadi trainer atau MC. Cukup menyenangkan bisa berinteraksi dengan orang
lain apalagi bisa memberikan sesuatu yang baik kepada mereka. Aktivitas peran sebagai
trainer dan MC memang identik dengan extrovert, namun memang bukan berarti
introvert tidak bisa atau tidak dapat menikmati menjadi trainer atau MC. Nah,
mungkin perlu dipisahkan antara profesi, kebutuhan terhadap karier, dan
kepribadian. Bisa saja saya menikmati peran tersebut karena ada kebutuhan bagi
saya untuk bisa mengembangkan orang lain sehingga saya menikmatinya saat
menjadi trainer.
Saat ini, saya cenderung
memosisikan diri saya sebagai introvert. Dulu saya konsisten berkepribadian
ENFP yang sebenarnya saya skeptis bahwa seharusnya ANFP (hehe), namun jika melihat kecenderungan, saya adalah INFP. Saya akan
menikmati diri saya yang seperti ini dan mencoba mengoptimalkan apa yang saya
miliki terkait tipe kepribadian ini. Hidup memang adalah sebuah eksplorasi
dalam mengenal dan memahami diri. Peristiwa dalam hidup yang dinamis akan
mengajak saya (kita) untuk semakin melihat kesesuaian dengan diri sehingga
mendorong kita membuat kesimpulan mengenai diri. Saya akan terus melakukan
eksplorasi, baik secara sadar maupun tidak sadar (agak seram karena tidak
sadar?). Saya tidak akan menutup kemungkinan kalau memang baik bagi diri saya,
termasuk untuk terus mengenali dan memahami diri saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar